Catatan Amsakar Achmad Sebagai Pelepas Penat

TERBAIKNEWS.com | Ini bukan soal mejeng atau berlenggang lenggok di catwalk. Juga bukan soal penilaian untuk mendapatkan simpati dewan juri.

Tapi ini lebih kepada soal momentum, waktu, dan ketepatan dalam pengambilan keputusan. Orang bijak mengatakan setiap orang ada waktunya dan setiap waktu ada orangnya. Dalam konteks ini, diperlukan kesesuaian antara pengambilan keputusan seseorang dengan waktu dan momentum.

Mengapa saya harus memulai tulisan ini dengan paragraf pembuka seperti di atas? Hal ini tidak lain disebabkan karena banyak sekali diskursus yang berkembang di ruang publik yang sifatnya pro dan kontra atas persetujuan saya ketika menjawab usulan relawan untuk maju di jalur independen.

Usulan tersebut adalah sesuatu yang patut diarifi karena muncul dari rahim kejujuran. Saya yakin dan percaya bahwa “relawan saya” adalah mereka yang sangat berpegang pada hati nurani, jauh dari kepentingan jabatan, tidak peduli pada intimidasi, dan lebih dari itu, mereka adalah orang-orang yang memiliki independensi dan jati diri.

Mereka sudah terbiasa “bersusahpayah” bersama saya dan mereka juga paham bagaimana berjuang di tengah keterbatasan. Karena itu, usulan mereka agar saya mempersiapkan opsi jalur independen bukanlah gagasan yang serampangan. Itulah sebabnya saya mengapresiasi ide tersebut, seraya menyampaikan bahwa sebagai pengurus partai tentu saja saya lebih memprioritaskan jalur parpol (Partai Politik).

Singkatnya, saya berpikir bahwa kedua jalur tersebut bisa komplementer (saling melengkapi), saling memperkuat dan dapat disinergikan. Ini berarti mempersiapkan jalur independen tidak berarti menegasikan jalur parpol. Keduanya dapat dianalogikan seperti mempersiapkan timba saat akan mengambil air di sumur.